Jumat, 18 Desember 2009

resensi novel bakmie soccer

Judul : BAKMIE SOCCER
Penulis : Rudiyant
Penerbit : PT Buku Kita
Tanggal terbit : September – 2009
Jumlah halaman : 278 halaman
Kategori : Novel


Samlani seorang mahasiswa yang bekerja sebagai tukang cuci piring di kedai Bakmie Gajah Manyun, tak pernah menyangka akan menaruhkan masa depannya hanya untuk sebuah turnamen futsal piala Bakmie Sejabotabek. Di karenakan tantangan emosi dari teman sekampusnya Joko sekaligus saingan dari kedai tempat Samlani bekerja, meski Samlani masih di bilang awam dalam sepak bola dia sangat percaya bisa mengalahkan Joko dan merebut juara piala Bakmie Sejabotabek.
Samlani yang masih berstatus sebagai pegawai baru itu pun terpaksa menerima posisi yang paling tidak ia inginkan yaitu menjadi kiper. Karena hanya posisi itulah yang tersisa untuknya. Para rekan-rekannya di dapur, akan menjadi rekan-rekannya dalam pertandingan futsal tahunan antar Bakmie. Meski bisa di bilang rekan-rekan Samlani itu aneh-aneh dan tak bisa di andalkan, Samlani tetap Optimis bisa memenagkan semua pertandingan. Demi masa depannya yang di pertaruhkan di lapangan hijau.
Namun sayang, dalam pertandingan pertama justru mereka menerima skor telak 0-43 dari lawannya kedai Bakmie Mararonda, akan tetapi keberuntungan masih berada pada kedai Gajah Manyun, dikarenakan kedai Mararonda didiskualifikasi sebab telah melanggar aturan main.
Semangat dari tim Samlani pun kembali setelah tahu lawannya didiskualifikasi, secara otomatis Samlani dan kawan-kawan bisa melaju ke pertandingan selanjutnya. Namun keberuntungan tak akan selalu memihak mereka, Samlani tahu itu dan dia mencoba pulang kampung bersama jeni anak pemilik kedai tempatnya bekerja, untuk meminta doa restu, dan jimat dari keluarga Samlani yang konon di percaya mempunyai kesaktian. Upaya samlani pun tak sia-sia, dia berhasil mendapatkan jimat batu permata mirah delima yang di percaya sebagai rahasia kesaktian dari keluarganya. Akhirnya pertandingan futsal antar bakmie yang awalnya hanya pertandingan futsall biasa kini menjadi pertandingan kesaktian, dan aji-ajian dari para pemainnya.
Konflik utama yang di angkat dalam novel ini adalah perjuangan seorang Samlani dalam mempertaruhkan masa depannya sebagai seorang tukang cuci piring. Adapun kelemahan dari Novel ini adalah ditemukannya bahasayang tidak baku dan salah ketik, misal seken, terkadi, ngeliat. Namun sepertinya kesalahan-kesalahan itu disengaja oleh penulis, untuk menambah nilai humor dalam karyanya. Akhir cerita yang seakan dipaksakan membuat novel yang awalnya teramat seru menjadi misterius, karena akhir ceritanya yang tidak jelas.
Kelebihan dari novel ini, mempunyai kekuatan komedi teramat hbat, sehingga dapat di pastikan pembaca akan tertarik, dan akan terhibur. Kesaktian/ jurus-jurus silat yang disajikan dalam novel ini menambah juga nilai aksinya meski terkadang di pelesetkan.bumbu menarik lain adalah kisah asmara antara Samlani, dan jeni serta ayu.
Penulis secara khusus mendedikasikan novelnya ini kepada TIMNAS Indonesia yang selalu kesulitan meraih gelar di kancah internasional.
Resensator: Chaidir Ali M.(06) dan Rizki A.R.(30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya kalau berkomentar tuh harus membangun ok